Kamis, 15 Maret 2018

Aotokritik Bagi Aktifis PMII ; Pernyataan JK Sebagai Sebuah Motivasi Kader HMI


Doc. Lukman El Hakim Aktifis HMI Cabang Surabaya sekaligus pegiat literasi .


Pernyataan kontrofersial wakil presiden Yusuf kalla terkait dengan penyamaan HMI selevel NU dan Muhammadiyah pada pidatonya di acara pelantikan KAHMI, telah memicu respon negatif dari beberapa kalangan, seperti yang diutarakan oleh aktivis PMII yang menganggap pernyataan tersebut adalah penghinaan buat organisasi sekelas NU dan Muhammadiyah untuk disama-samakan dengan organisasi kemahasiswaan sekelas HMI.

Pernyataan JK memang bisa jadi berlebihan karena kebanggaannya terhadap HMI dan juga bisa jadi bentuk motivasi internal yang dia lakukan pada HMI dan KAHMI.

Seperti yang ditulis di detik.com, yusuf kalla mengatakan dengan diangkatnya lafran pane sebagai pahlawan nasional, HMI pantas disetarakan dengan NU dan muhamadiyah, tapi pernyataan JK tidak berhenti disini, masih ada lanjutannya, “tapi ini setara NU dan Muhammadiyah, PPP belum kan?, jadi HMI disini setara dengan NU dan Muhammadiyah yang pahlawan nasional”.

 Jika kita mau memahami dengan asas praduga tak bersalah, apa yang salah dari pernyataan ini. jelas sekali ini adalah kalimat motivasi yang diberikan JK pada kader-kader HMI dan KAHMI untuk berbangga dengan kiprah HMI dalam berkontribusi dan membangun indonesia. Disini JK menegaskan bahwa HMI adalah organisasi perkaderan dan KAHMI yang merupakan organisasi alumni HMI sebagai organisasi masyarakat, dan bukan sebuah organisasi partai politik, makanya dia mengatakan setara dengan Nu dan Muhammadiyah dan belum seperti PPP.

Oleh karenanya memahami isi pikiran seseorang lewat kata-katanya tidak bisa dilakukan sepenggal-sepenggal, seperti jika kita ingin menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an terkait dengan suatu hukum tertentu, tentu kita tidak bisa asal main comot ayat sesuka hati tanpa memeriksa ayat lainnya secara lebih konferhensi .

Karena itulah kawan, mari kita pahami pernyataan itu dengan pikiran tenang, bukan dengan semangat saling menyalahkan. Alangkah bijaknya jika beberapa golongan yang sempat tercatut dalam pidato tersebut, tidak perlulah sampai kebakaran jenggot.

Pahlawan nasional, adalah pahlawan nasional tidak peduli dia punya background apa. Semua pihak, baik itu organisasi mahasiswa maupun organisasi masyarakat, keagamaan dan/atau apapun bentuknya memiliki kontribusi yang sama pada kemajuan negri ini. tidak ada yang namanya organisasi yang satu lebih baik dari organisasi yang lain, lebih besar kontribusinya atau lebih berjasa pada negara.

 Hanya mengingatkan, jika diantara kita masih ada yang merasa golongannya lebih dari yang lain, itu perasaan yang mengarah pada sifat sombong namanya kawanf.

Penulis adalah Ketua Umum HMI Kordinator Komisariat UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar