![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvVtMgkf1A3hWeOpvZwVVCO-7pxSV3fUPEgR2mZx-nQqvsjv3QJCHawm6HAyRojBpPFP52joHYSPJH_ITsMc2duVLYqu-Wey9iFF6dWWwRlUX1rUNoEkqeaSZdkyboAN17_r2qGyI70bw/s1600/edit.jpg) |
Suasana Training For Trainer (TFT) HMI BADKO JATIM. di BKD Kab. Probolinggo. doc. BPL HMI Pamekasan |
PEPER
Metode
Penyampain NDP HMI
(Perspektif
Lokal Wisdom HMI Cabang Pamekasan)
Oleh Bidang Pembinaan Anggota dan Badan Pengelola Latihan HMI Cab. Pamekasan
Abstrak
Himpunan mahasiswa islam
merupakan organisasi mahasiswa tertua di indonesia yang sudah banyak memberikan
kontribusi yang kongkret bagi bangsa, khususnya dalam bidang distribusi kader ,
hampir setiap lini organisassi yang di prakarsai oleh ayahanda lafran pane itu
mengisi ruang –ruang strategis baik dibidang pemerintah sampai non pemerintah
(swasta).
Sebagai organisasi yang
berlatar belakang islam serta memegang teguh prinsip-prinsip plural dan
mempunya ideologi yang disebut dengan nilai-nilai dasar perjuangan (NDP), HMI kini
lebih progresif dalam hal pemikiran tetang keislaman di tengah era modernisasi,
NDP sendiri dilahirkan dari aktifitas spiritualitas kakanda Nurcholis Madjid
yang akrab disapa Cak Nur.
Saat ini NDP tetap menjadi
ideologi HMI serta selalu menjadi materi wajib disetiap penyeleggaraan training
formal HMI Cabang Pamekasan mulai dari latihan kader I samapai intermediate
training (LK II).
NDP di setiap
penyelenggaraan basic training hmi komisariat se-pamekasan selalu menjadi
materi urgen serta sorotan baik dari perseta maupun panitia hal ini tidak lepas
dari substansial dan radikal dengan
berbagai contoh yang menarik dan bersentuhan langsung dengan nilai-nilai
kehidupan sehari-hari.
Bebagai metode penyampaian
NDP yang bervariasi juga disuguhkan oleh masing-masing pemateri diantaranya
metode dekonstruksi, kedua metode kontruksi, ke tiga kontemplasi, ketiga metode
ini salaing berhubungan, pada umumnya pemateri diawal-awal menyampaikan materi
dengan menggunakan metode dekonstruksi (Pembongkaran), lalu kemudian menggunkan
metode kontruksi (penataan) dan terakkhir menggunakan metode kontemplasi
(kekhusuan).
Akhir-akhir ini pemateri
menggunkan metode internalisasi (penyadaran) hal ini dipandang perlu untuk menyadarkan
nilai - nilai NDP bagi para peserta bastra (basic training) dari tidur panjang dalam implementasi
nilai-nilai keislaman dalam aktifitas sehari-hari selain itu juga
menstimulisasi kemampuan kader dalam merespon persoalan ketuhanan, kemanuaian,
individu, keadilan sosial dan ekonomi.
Bab
I Pendahuluan
I.
Latar belakang
Himpunan
mahasiswa islam merupakan organisasi mahasiswa tertua di indonesia yang sudah
banyak memberikan kontribusi yang kongkret bagi bangsa, khususnya dalam bidang
distribusi kader , hampir setiap lini organisassi yang di prakarsai oleh
ayahanda lafran pane itu mengisi ruang –ruang strategis baik dibidang
pemerintah sampai non pemerintah (swasta).
Dasar atau pedoman HMI tidak boleh meninggalkan
Al-Qur’an dan Hadist. Oleh karena itu dalam materi khususnya NDP (Nilai Dasar
Perjuangan) yang biasa di ikuti oleh kawan kawan HMI harus terdapat ayat-ayat
Allah maupun sunnah Rosulullah sebagai literaturnya, literature tersebut
diilmiahkan atau dilogikakan sesuai tuntutan dunia intelektual kita. Agar
secara pengkaderan tidak terjebak dalam pemikiran Islam Liberal, seperti halnya
membiarkan kader/calon kader tidak memiliki pilihan dalam berIslam, yang lebih
konkritnya, gara-gara kajian NDP kader yang awalnya bersholat bisa sampai
meninggalkan atau tak mau lagi bersholat seperti yang dialami sahabat dekat
saya. (Nau’udzubillah).
Solusi terhadap krisis Keislaman pada tubuh HMI saat
ini, berdasarkan perkembangan HMI yang lebih maju dalam pengkaderan politis
sehingga pengkaderan yang lain terabaikan, fenomena ini dapat terlihat melalui
produk HMI itu sendiri, jika dari lingkup politik HMI pun cukup eksis,
sedangkan dalam lingkup intelektualitas dan keislaman HMI pun tak terdengar
lagi. Penguatan pada Islam secara pemikiran yang mana kajian terhadap NDP
porsinya mesti lebih ditingkatkan, kualitasnya juga lebih dikembangkan dengan
membuat kajian yang sustainable atau berkelanjutan sesuai tema yang mau
didalami atau dibutuhkan.
Kemudian perlu adanya penguatan kultur keislaman itu
sendiri, dengan cara menghidupkan gerakan kembali ke masjid. Karena masjid
merupakan simbol kekuatan Islam yang harus di hidupkan sebagai muslim sejati,
dan juga bisa menepis anggapan tudingan sekuler atau liberal yang merupakan
cikal bakal krisis keislaman dalam tubuh HMI. Dan yang terakhir, lingkup Fiqih,
belajar Al-Qur’an, maupun tafsir hadist harus difasilitasi sesuai kebutuhan
kader, agar terciptanya kader yang tidak buta islam atau dalam istlah kawan
dikenal dengan “Islam taklid”.
II.
Rumusan masalah
1. Bagaimana
metode penyampaian NDP ?
2. Efektifitas
penyampain NDP ?
III.
Tujuan
Ada
beberapa tujuan di dalam penyampaian NDP di HMI Cabang Pamekasan berdasarkan
metode yang digunakan diantaranya sebagai berikut :
1. Dekonstruksi
1.1
Membongkar konsepsi
(tasawwur) awal tentang ketuhanan dari peserta
1.2
Menstimulisasi arah
pemikiran pesarta supaya mengetahu sejauh mana pengetahuan tentang identtas
keislaman
1.3
Menghidupkan forum
2. Rekontruksi
1.1
Menghidupkan forum
1.2
Menyusun kembali
konsepsi (tasawwur) hasil dari dekonstruksi
1.3
Menentukan arah
konsepsi yang benar
3. Kontempalsi
1.1
membulatkan pikiran
hasil dari rekonstruksi
4. Internalisasi
1.1
Penyadaran diri
tentang status (Identitas diri)
1.2
Membongkar konsepsi
(tasawwur) awal peserta guna memberikan pemahaman baru tentang konsepsi itu.
Bab
II Pembahasan
I.
Metode
penyampaian NDP
Secara sederhana metode penyampaian materi dapat dipahami sebagai teknik atau cara
menyampaikan suatu materi. Beberapa metode penyampaian materi yang sering
dijumpai antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud dengan metodologi penyampaian materi secara sederhana dapat
dipahami sebagai alur/kerangka berpikir atau tahapan dalam penyampaian materi.
Ada pula yang memahami metodologi sebagai sebuah ilmu yang berupa rangkaian
metode. Dari pemahaman sederhana terhadap kedua term tersebut, terlihat benang
merah antara keduanya, yaitumetode berada pada wilayah taktis dan metodologi
berada pada wilayah strategik.
Mana yang lebih penting untuk dikuasai oleh seorang
pemateri/instruktur/pemandu? Tanpa perlu diperdebatkan, saya menyarankan
“Kuasailah metode”. Dalam sebuah riwayat,seseorang menghadap Rasulullah saw dan
menyatakan bahwa ia tertarik untuk masuk Islam, namun ia juga menyatakan bahwa
ia masih sangat suka dengan maksiat, sehingga ia meminta untuk tidak diberikan
syarat yang berat dalam ber-Islam apalagi dilarang bermaksiat. Mendengar hal
itu Rasulullah saw tersenyum dan bersabda, “Untuk ber-Islam tidak sulit, cukup membacakalimah
Syahadat, dan yang lainnya cukup kamu berjanji untuk tidak berbohong”. “Kalo
demikian saya sanggup ya Rasulullah,” kata orang itu,kemudian ia membaca
kalimah Syahadat.
Suatu kali ia bertemu dengan TTM-nya yang cakep dan
diajak untuk berasyik-masyuk, tetapi ketika ia akan melakukannya, ia teringat
akan janjinya pada Rasulullah untuk tidak berbohong. “Bagaimana kalo Rasulullah
nanya apakah ia masih berzinah, kalo jawab tidak artinya berbohong, tapi kalo
menjawab iya, artinya hukum akan berlaku,” pikirnya. Akhirnya ia mengurungkan
perbuatan zinah-nya,demikian pula ketika ia akan melakukan perbuatan maksiat
lainnya, ia selalu mengurungkan karena ia teringat akan janjinya untuk tidak
berbohong, sampai akhirnya ia dapat meninggalkan semua perbuatan maksiatnya.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,biasanya manusia
mendapatkannya melalui indera dan aqal. Pengetahuan yang didapat melalui
sebagian saja di antaranya, biasanya memiliki daya keyakinan yang lemah,
sebaliknya ketika memaksimalkan seluruh indera dan aqalnya, maka akan memiliki
daya keyakinan yang sangat kuat (haqul yakin). Keyakinan yang sangat kuat
akanterderivasi dalam keseharian, baik disadari ataupun tidak.
Oleh karena itu, untuk mengefektifkan pemberian
materi, maka sebaiknya menggunakan metode yang mampu memaksimalkan
seluruhindera dan aqal, atau minimal indera pendengaran dan penglihatan. Beberapa
fakta menunjukan bahwa indera penglihatanakan memberikan dampak yang lebih
kuat dari padaindera pendengaran.
Jebakan
potensial yang seringkali mendera seorang pemateri antara lain:
1. Ingin didengar, tak mau mendengar
2. Ingin dimengerti, tak mau mengerti
3. Menjadi orang luar
Berikut metode-metode yang digunakan oleh para NDPer HMI
Cabang Pamekasan ;
No
|
Metode
|
Manfaat
|
1.
|
DEKONSTRUKSI
|
-
Memberikan pengetahuan
baru
-
Meningkatkan sikap kritis
-
Membangkitkan ide
|
2.
|
KONTRUKSI
|
-
Memehami pengetahuan baru
-
Meningkatkan sikap kritis
-
Berdialektika
|
3.
|
KONTEMPLASI
|
-
Memfokuskan diri
-
Membulaatkan fikiran
|
|
METODE (BARU)
|
|
1
|
INTERNALISASI (PENYADARAN)
|
-
Menyadarkan diri
-
Memberikan wawasan baru
|
Berikut pemateri NDP HMI Cabang Pamekasan ;
NO
|
NAMA
|
BIDANG
|
|
SAMHARI M.HI
|
SYARIAH
|
|
SYA’RONI SYAM M.PD
|
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
|
|
SULAISI ABDUR ROZAQ M.IP
|
ILMU POLITIK
|
|
IBNU ALI M. FIL
|
FILSAFAT ISLAM
|
|
LASAN
MASDUKI M.ES
|
SYARIAH
|
II.
Efektifitas
penyampain NDP
Beberapa pengalaman menunjukan bahwa rasa suka
penerima materi terhadap pemberi materi seringkali mempengaruhi penerimaan
materi. Jika penerima materi sudah terlanjur tidak suka terhadap pemberi
materi, maka biasanya akan mengabaikan apa pun yang keluar dari si pemberi
materi. (Ini salah satu resiko menggunakan metode brain washing, maka perlu
diperhatikan time limit jika menggunakan metode ini).
Posisi sebagai orang luar seringkali membuat
jarak/batas antara penerima materi dan pemberi materi, sehingga menghambat
proses transfer ilmu pengetahuan. Salah satu turunan dari jebakan ini adalah
lemahnya daya kenal terhadap kemanusiaan.
Syahdan menurut
sebuah kitab keagamaan, manusia tercipta dari tanah,hal ini juga dapat berarti
bahwa manusia memiliki karakteristik tanah, dimana ia bisa dibentuk menjadi apa
pun, dan hanya dapat diisi sesuai dengan bentuknya.
Secara
sederhana dan tersimplifikasi, untuk menjadi seorang pemateri, sebaiknya:
1. Menjadi contoh
2. Mau memberi, mendengar, dan mengerti
3. Manjadi bagian
4. Menjadi pembelajar
Bab III
Penutup
I.
Kesimpulan
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,biasanya manusia
mendapatkannya melalui indera dan aqal. Pengetahuan yang didapat melalui
sebagian saja di antaranya, biasanya memiliki daya keyakinan yang lemah,
sebaliknya ketika memaksimalkan seluruh indera dan aqalnya, maka akan memiliki
daya keyakinan yang sangat kuat (haqul yakin).
Keyakinan yang sangat kuat akan terderivasi dalam
keseharian, baik disadari ataupun tidak. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan
pemberian materi, maka sebaiknya menggunakan metode yang mampu memaksimalkalkan
seluruh indera dan aqal, atau minimal indera pendengaran dan penglihatan.
Beberapa fakta menunjukan bahwa indera penglihatan akan memberikan dampak yang
lebih kuat daripada indera pendengaran.
II.
Saran
Tidak ada satu pun metode yang buruk atau yang terbaik
dalam pemberian suatu materi, yang ada hanyalah metode yang tepat atau tidak
tepat. Pada dasarnya seorang pemateri adalah manusia biasa, bukan robot yang
terprogram ataupun Kakek Segala Tahu dalam kisah Wiro Sableng, maka jadilah
manusia.
Disampaikan dalam acara Training For Trainer (TFT) yang digelar oleh HMI Badan koordinasi (BADKO) Jatim. Tempat di Badan Kepegawaian Daerah Kab. Probolinggo tanggal 10-12 Maret 2017.
Metode
penyampain NDP oleh Encep Hanif Ahmad
sebagai Ketua Umum Bakornas LPL periode 2004-2006