![]() |
Moh. khorofi |
HMI merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan yang berdiri dua tahun pasca kemerdekaan Negara Republik Indonesia. HMI sejak awal kemunculannya telah menunjukkan peran yang sangat besar dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman sehingga pada era awal kemunculannya HMI telah menjadi wakil dari seluruh masyarakat islam dikalangan mahasiswa yang berjuang sekuat tenaga memperjuangkan kepentingan-kepentingan bangsa dan agama dalam menghadapi ancaman-ancaman yang diluncurkan oleh para kolonialis untuk menguasai bumi pertiwi.
Kiprah HMI yang sedemikian besar dalam ikut serta membangun dan mengembangkan kualitas bangsa telah mengantarkan HMI pada masa keemasannya dan menjadikan HMI sebagai salah satu organisasi mahasiswa islam yang diperhitungkan dunia, sehingga tidak heran jika pada era keemasan tersebut tidak sedikit kader-kader HMI yang berkiprah dalam dunia kepemerintahan Indonesia dan mendomisasi berbagai macam posisi strategis sosial kemasyarakatan. Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari tingginya kulatas dan kapabilitas setiap kader HMI pada saat itu.
HMI yang berstatus sebagai organisasi mahasiswa (AD HMI Pasal 7) telah menunjukkan perannya yang besar dalam memngembangkan kualitas bangsa dibuktikan dengan termaktubnya tujuan HMI pada (AD HMI Pasal 4) yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, dan semua itu terkafer dalam bingkai perkaderan HMI dan sekaligus menjadi fungsi organisasi HMI (AD HMI Pasal 8). Posisi HMI yang urgen dalam pembangunan bangsa tersebut telah menunjukkan begitu pentingnya peran HMI dalam sosial kemasyarakatan.
Peran HMI dalalm sosial kemasyarakatan adalah sebagai organisasi perjuangan (AD HMI Pasal 9), perjuangan yang dimaksud adalah sebuah kegigihan setiap kader HMI dalam memperjuangkan misi keummatan dan kebangsaan, dan tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai Ilahiyah dan Insaniyah yang dalam hal ini terkafer dalam Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. Sehingga setiap usaha yang dilakukan oleh setiap kader HMI dalam mengupayakan misi keumatan dan kebangsaan pada akhirnya mengantarkannya pada hakikat penciptaannya sebagai manusia yaitu sebagai Khalifan di bumi.
Pada era Globalisasi ini, peran HMI yang besar dalam sejarah sebagai mana dijelaskan sebelumnya seakan telah dirindukan kembali oleh bumi pertiwi yang sekaligun menjadi saksi bisu perjuangan HMI. kenapa demikian? Karena peran HMI dalam memperjuangkan misi keumatan dan kebangsaan dewasa ini telah tertutupi oleh berbagai kemerosotan dalam tubuh HMI itu sendiri. Dalam hal ini penulis mengklasifikasikan kemerosotan dalam tubuh HMI menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.
Pertama, kemerosotan internal HMI ditandai dengan telah terjadinya degradasi perkaderan dalam tubuh HMI, artinya pada era globalisasi ini orientasi perkaderan dalam setia kader HMI telah terfokuskan ke ranah politik pragmatis yang pada akhirnya berafiliasi pada kepentingan pribadi seorang anggota, dan hal tersebut bertentangan dengan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. padahal dalam HMI ada empat macam orientasi perkaderan pertama, perkaderan akademis, kedua perkaderan politis, ketiga perkaderan interpreneur, dan keempat perkaderan profesional, dan kesemuan orientasi ini mengarahkan setiap kader HMI pada terbentuknya sebuah paradigma berpikir kader yang mandiri dan kreatif.
Kedua, kemerosotan ektsternal HMI, ditandai dengan semakin kuatnya pengaruh negatif dalam lingkungan sosial kemasyarakatan yaitu pendidikan, budaya, sosial, ekonomi, dan politik dan diperparah lagi dengan banyaknya media-media massa yang secara politis berpihak terhadap kepentingan-kepentingan penguasa. Hal tersebut mengakibatkan bergesernya paradigma berpikir masyarakat khusunya mahasiswa tentang orientasi sebuah kesuksesan dalam hidup, sehingga yang terjadi adalah kuatnya sikap apatis dan hedonis dalam masyarakat. dan tidak jarang ketika ada sebuah aksi yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, banyak masyarakat khususnya mahasiswa non-organisasi yang mengatakan “buat apa panas-panas, mending tidur”, dan itulah yang menjadi PR bersama setiap kader HMI.
Permasalahan-permasalahan internal dan ekternal HMI dewasa ini begitu komplit sehingga perlun diadakan penguatan dasar organisasi, dalam hal ini yang dimaksud dengan dasar organisasi adalah kader. Penguatan kualitas ke-HMI-an setiap kader penting dilakukan karena berkaca pada sejarah keemasan HMI, masa keemasan HMI tidaklah dicapai melalui hal-hal yang bersifat materil, tapi masa itu dicapai karena tingginya kualitas dan kapabilitas seorang kader HMI. Penguatan-penguatan tersebut bisa diperkuat juga dengan adanya pemaksimalan lembaga-lembaga khusus HMI seperti BPL, LAPMI, LKMI, dan sebagainya dalam mendukung upaya-upaya HMI memperkuat kualitas kader HMI. dan disamping adanya kenguatan kualitas kader, HMI juga harus kembali pada khittah perjuangannya dalam memperjuangkan misi keummatan dan kebangsaan
Pamekasan, 27 maret 2017
Penulis
MOH KHOROFIWabendum Badan Pengelola Latihan ( BPL) HMI Cabang Pamekasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar