Mahasiswa adalah sekelompok orang yang menuntut ilmu di sebuah
perguruan tinggi atau yang sederajat, kompetensi seorang mahasiswa secara
institusi adalah ketika mereka telah kaya akan ilmu pengetahuan, kaya akan
wawasan kemasyarakatan, dan berperan aktif dalam setiap upaya membangun dan
mengembangkan kualitas dari taraf hidup masyarakat yang berada di
lingkungannya.
Peran serta mahasiswa dalam membangun dan mengembangkan kualitas
taraf hidup masyarakat tidak terlepas dari adanya motivasi-motivasi akademis
yang tidak hanya mereka dapatkan dalam forum perkuliahan saja, tapi juga
motivasi-motivasi akademis yang mereka dapatkan dalam organisasi-organisasi
ekstra kampus yang notabene dalam perkembangannya selalu mencetak
mahasiswa-mahasiswa yang peka terhadap berbagai persoalan kemasyarakat yang
bersifat multi-dimensi, baik dalam ruang lingkup akademik, budaya,
sosial-politik, maupun dalam ruang ekonomi-politik. Setiap mahasiswa yang
kompeten dalam dalam mengamalkan keilmuannya dalam hidup bermasyarakat akan
menjadikan organisasi tempatnya berproses menjadi besar, dan setiap
organisasi-organisasi besar pastilah ditopang oleh anggota-anggota yang
berkualitas.
Himpunan mahasiswa islam (HMI) adalah sebuah organisasi
kemahasiswaan yang lahir pada tangga 14 Rabi’ul Awal 1433 H bertepatan dengan
tanggal 5 Februari 1947 M tepat dua tahun setelah diproklamirkannya kemerdekaan
bangsa indonesia dalam wadah Negara Republik Indonesia. HMI dalam sejarah
perkembangannya telah menjadi kekuatan pertama umat islam dikalangan mahasiswa
dalam memperjuangkan perjuangan umat dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman
dalam setiap aspek kehidupan bangsa yang bersifat multi-dimensi. Untuk menjaga
kesucian dari setiap perjuangan yang
dilakukannya, ditetapkanlah sebuah sifat organisasi yang independen yang
termaktub dalam pasal 6 Anggaran Dasar (AD)
HMI, sifat independensi HMI tersebut telah menegaskan akan perjuangan-perjuangan
HMI yang tidak berafiliasi terhadap seseorang maupu kelompok-kelompok lain yang
memiliki kepentingan yang tidak relevan dengan Hittah perjuangan HMI.
Dalam setiap era perkembangannya, HMI telah melalui berbagai
dinamika internal maupun eksternal yang dengan seiizin Allah SWT dapat dihadapi
dengan baik dan telah memupuk kedewasaan HMI secara institusi dalam melakukan
regenerasi kader dan melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan nilai-nilai
keislaman dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Tentunya hal tersebut tetaplah
tidak terlepas dari sifat independen HMI yang selalu dipegang teguh dalam
setiap perjuangannya.
Dewasa ini, permasalahan-permasalahan keorganisasian yang dihadapi
oleh HMI terkadang tidak terlepas dari adanya orang-orang yang mendominasi HMI dalam
setiap gerakannya menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Orang-orang
tersebut bisa berasal dari oknum internal HMI sendiri atau bahkan berasal dari
eksternal HMI. Tidak jarang hal tersebut juga berdampak pada proses kaderisasi
yang dibenturkan terhadap berbagai kepentingan politik internal yang pada
akhirnya berorientasi pada kepentingan politik pihak-pihak eksternal yang
puncaknya terjadi pada prosesi pemilihan ketua-ketua baru yang akan mengelola HMI.
dalam hal ini bisa dikatakan secara tegas dibeberapa cabang HMI yang tersebar
di beberapa wilayah kabupaten kota seluruh Indonesia terkadang ada sebuah proses
Oligarki dalam pemilihan ketua yang baru. dan ketika hal tersebut terjadi dalam
tubuh HMI maka gerakan-gerakan HMI yang pada awalnya untuk memperjuangkan
kepentingan umat dan bangsa akan berafiliasi pada beberapa kepentingan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan sosial-politik maupun ekonomi-politik.
Seperti ketika ada sebuah kebijakan pemerintah yang tidak tidak menguntungkan
terhadap seuatu golongan, disanalah golongan tersebut menggunakan kekuatan
massa hmi untuk mengubah kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan
tersebut.
Berbagai permasalahan tersebut haruslah segera diselesaikan oleh
internal HMI sendiri, karena jika hal tersebut dibiarkan, maka akan berdampak
pada pencideraan terhadap nilai independensi HMI sendiri, dan dampak centralnya
terhadap perkaderan yang ada dalam tubuh HMI akan terjadi pergeseran paradigma
berpikir dan orientasi berorganisasi seorang kader dalam setiap gerakan yang
seharusnya bertujuan untuk melaksanakan misi keumatan dan kebangsaan.
Pergeseran-pergeseran tersebut juga dapat memberikan citra buruk terhadap HMI sebagai
yang pada awalnya sebagai organisasi mahasiswa yang independen menjadi
organisasi mahasiswa yang pragmatis.
Penyelesasian masalah-masalah tersebut tentunya harus dimulai dari
penegasan HMI sebagai organisasi yang independen baik secara institusi maupun
dalam penerapannya, dan HMI tidak boleh seperti piramida segi tiga terbalik
yang sewaktu-waktu dapat roboh dan tidak dapat berdiri kokoh menghadap ke atas
karena tidak memiliki dasar dan pondasi yang kokoh untuk menopang beban yang
diembannya. HMI harus seperti piramida segi tiga yang kokoh menghadap keatas
dengan pondasi yang kuat dan dapat menopang beban di atasnya, hal tersebut
dapat diwujudkan dengan adanya penguatan nilai-nilai ke-HMI-an dalam setiap
jiwa kader HMI karena seorang kader dapat dikatakan sebagai pondasi atau dasar
dari organisasi HMI itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar