Jumat, 17 Maret 2017

KEPEMIMPINAN DAN INDEPENDENSI HMI DALAM MEMBANGUN KUALITAS KADER



Mahasiswa Pascasarjana STAIN Pamekasan  konsentrasi program studi Pendidikan Agama Islam sekaligus menjabat sebagai kabid kewirausahaan kekaryaan dan pengembangan  profesi (KPP) HMI Cabang Pamekasan.  doc. bpl


Mahasiswa adalah sekelompok orang yang menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi atau yang sederajat, kompetensi seorang mahasiswa secara institusi adalah ketika mereka telah kaya akan ilmu pengetahuan, kaya akan wawasan kemasyarakatan, dan berperan aktif dalam setiap upaya membangun dan mengembangkan kualitas dari taraf hidup masyarakat yang berada di lingkungannya.
Peran serta mahasiswa dalam membangun dan mengembangkan kualitas taraf hidup masyarakat tidak terlepas dari adanya motivasi-motivasi akademis yang tidak hanya mereka dapatkan dalam forum perkuliahan saja, tapi juga motivasi-motivasi akademis yang mereka dapatkan dalam organisasi-organisasi ekstra kampus yang notabene dalam perkembangannya selalu mencetak mahasiswa-mahasiswa yang peka terhadap berbagai persoalan kemasyarakat yang bersifat multi-dimensi, baik dalam ruang lingkup akademik, budaya, sosial-politik, maupun dalam ruang ekonomi-politik. Setiap mahasiswa yang kompeten dalam dalam mengamalkan keilmuannya dalam hidup bermasyarakat akan menjadikan organisasi tempatnya berproses menjadi besar, dan setiap organisasi-organisasi besar pastilah ditopang oleh anggota-anggota yang berkualitas.
Himpunan mahasiswa islam (HMI) adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang lahir pada tangga 14 Rabi’ul Awal 1433 H bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947 M tepat dua tahun setelah diproklamirkannya kemerdekaan bangsa indonesia dalam wadah Negara Republik Indonesia. HMI dalam sejarah perkembangannya telah menjadi kekuatan pertama umat islam dikalangan mahasiswa dalam memperjuangkan perjuangan umat dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek kehidupan bangsa yang bersifat multi-dimensi. Untuk menjaga kesucian  dari setiap perjuangan yang dilakukannya, ditetapkanlah sebuah sifat organisasi yang independen yang termaktub dalam pasal 6 Anggaran Dasar  (AD) HMI, sifat independensi HMI tersebut telah menegaskan akan perjuangan-perjuangan HMI yang tidak berafiliasi terhadap seseorang maupu kelompok-kelompok lain yang memiliki kepentingan yang tidak relevan dengan Hittah perjuangan HMI.
Dalam setiap era perkembangannya, HMI telah melalui berbagai dinamika internal maupun eksternal yang dengan seiizin Allah SWT dapat dihadapi dengan baik dan telah memupuk kedewasaan HMI secara institusi dalam melakukan regenerasi kader dan melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Tentunya hal tersebut tetaplah tidak terlepas dari sifat independen HMI yang selalu dipegang teguh dalam setiap perjuangannya.
Dewasa ini, permasalahan-permasalahan keorganisasian yang dihadapi oleh HMI terkadang tidak terlepas dari adanya orang-orang yang mendominasi HMI dalam setiap gerakannya menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Orang-orang tersebut bisa berasal dari oknum internal HMI sendiri atau bahkan berasal dari eksternal HMI. Tidak jarang hal tersebut juga berdampak pada proses kaderisasi yang dibenturkan terhadap berbagai kepentingan politik internal yang pada akhirnya berorientasi pada kepentingan politik pihak-pihak eksternal yang puncaknya terjadi pada prosesi pemilihan ketua-ketua baru yang akan mengelola HMI. dalam hal ini bisa dikatakan secara tegas dibeberapa cabang HMI yang tersebar di beberapa wilayah kabupaten kota seluruh Indonesia terkadang ada sebuah proses Oligarki dalam pemilihan ketua yang baru. dan ketika hal tersebut terjadi dalam tubuh HMI maka gerakan-gerakan HMI yang pada awalnya untuk memperjuangkan kepentingan umat dan bangsa akan berafiliasi pada beberapa kepentingan pihak-pihak yang memiliki kepentingan sosial-politik maupun ekonomi-politik. Seperti ketika ada sebuah kebijakan pemerintah yang tidak tidak menguntungkan terhadap seuatu golongan, disanalah golongan tersebut menggunakan kekuatan massa hmi untuk mengubah kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan tersebut.
Berbagai permasalahan tersebut haruslah segera diselesaikan oleh internal HMI sendiri, karena jika hal tersebut dibiarkan, maka akan berdampak pada pencideraan terhadap nilai independensi HMI sendiri, dan dampak centralnya terhadap perkaderan yang ada dalam tubuh HMI akan terjadi pergeseran paradigma berpikir dan orientasi berorganisasi seorang kader dalam setiap gerakan yang seharusnya bertujuan untuk melaksanakan misi keumatan dan kebangsaan. Pergeseran-pergeseran tersebut juga dapat memberikan citra buruk terhadap HMI sebagai yang pada awalnya sebagai organisasi mahasiswa yang independen menjadi organisasi mahasiswa yang pragmatis.
Penyelesasian masalah-masalah tersebut tentunya harus dimulai dari penegasan HMI sebagai organisasi yang independen baik secara institusi maupun dalam penerapannya, dan HMI tidak boleh seperti piramida segi tiga terbalik yang sewaktu-waktu dapat roboh dan tidak dapat berdiri kokoh menghadap ke atas karena tidak memiliki dasar dan pondasi yang kokoh untuk menopang beban yang diembannya. HMI harus seperti piramida segi tiga yang kokoh menghadap keatas dengan pondasi yang kuat dan dapat menopang beban di atasnya, hal tersebut dapat diwujudkan dengan adanya penguatan nilai-nilai ke-HMI-an dalam setiap jiwa kader HMI karena seorang kader dapat dikatakan sebagai pondasi atau dasar dari organisasi HMI itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar